Source: Flickr |
Sebulan sebelum bulan November, kita ketemuan untuk merencanakan jadwal disana. Awalnya kita mau jalan-jalan di pantai sekitar Bali dulu, baru keesokan harinya mutasi ke Nusa Lembongan. Pada akhir pertemuan, kita langsung memiliki pekerjaan rumah untuk mencari hotel, tempat snorkling, informasi kapal transfer, bahkan kafe yang ingin kita jadikan tempat nongkrong kece.
Well, emang kita bertiga wanita-wanita mager yang tidak ter-organisir, jadi lah belum ada yang dikerjakan sama sekali. Kalaupun ada cuma sekedar liat-liat harga di Blog. H-7, kita merencanakan pertemuan dan gagal karena salah satu temen aku sakit (padahal juga cuma 3 orang tapi rumit banget ya, hahaha). Akhirnya kita conference online dan aku cari-cari hotel untuk di Lembongan. Setelah udah nemu yang sepertinya oke, waktu nanya mau booking sekarang atau gimana, teman aku pun bilang "guys, kayaknya on the spot aja deh. mendingan hari pertama ga sih ke lembongan?" dan akhirnya kita memutuskan untuk berpetualang tanpa tujuan dan rencana pasti.
Berikut ini adalah petualangan kami di Bali dan sekitarnya bersama dengan musim hujan setiap sore.
Kita di Bali itu net cuma 2,5 hari. Jadi berangkat tanggal 4 November 2017 Jam 22.25 dan pulang tanggal 7 November 2017 Jam 10.55, betapa kilatnya liburan kita. kita sampai di Bali sekitar pukul 01.20 dan langsung pesan go-car untuk ke rumah temen aku, dengan muka ngantuk dan lelah kita pun masuk kamar dengan gembira.
Pembelian tiket boat penyebrangan
Pagi hari di hari Minggu, setelah sarapan gratis, kita pun beranjak dengan taxi online (grab) menuju Pantai Sanur. Di Pantai Sanur kita mencari tempat pembelian tiket untuk kapal ke nusa lembongan dan langsung ditawari oleh seorang bli, awalnya dia bilang 200k IDR PP, tapi waktu di loket ternyata untuk lokal harganya 175k IDR PP. Sedangkan untuk Asing harganya 200k IDR sekali jalan, jadi kalo PP sekitar 400k IDR. Lumayan banyak bedanya.
Note: Untuk kapal penyerangan ke Nusa Lembongan, kalian bisa turun di Mushroom Beach atau Jungut Batu Beach, kalian harus tentu kan dulu hotel kalian lebih dekat darimana.
Setelah mendapatkan tiket, baru lah kita melakukan booking hotel. Hotel yang kita pilih ada di Nusa Lembongan dengan nama Mushroom Beach Bungalow. Sebelum naik ke kapal, aku telfon dulu hotelnya untuk memeriksa availability kamar dan ternyata tersedia, mereka bilang harganya 500k. But, i remember in their website the price is cheaper! Benar saja, ternyata 450k sedangkan di website booking hotel lain, 500k lebih. Jadilah aku Booking via website dan bayarnya nanti ketika Check Out. FYI, hotelnya susah banget untuk ditelfon, cari nomer di website nomor ketiga yang aku call baru bisa mengetahui availability kamarnya (087861987782/ (0361) 281974).
Kronologi perjalanan menggunakan boat penyebrangan
Penumpang yang ingin menyebrang hari itu di jam 10.30 cukup banyak dan dari kita bertiga yang dapet duduk di kursi 'normal' hanya aku saja yang lainnya duduk di kursi bulat tambahan ditengah kapal. Pertama, sendal semua penumpang bakal dikumpulkan jadi satu di sebuah box. Setelah itu, kalian akan berjalan menuju kapan, nah kalau siang biasanya air pasang, jadi celana kalian pasti basah (kecuali pake celana super pendek). Bagaimana caranya kalian tau kapal kalian akan berangkat? Pertama, kalian sebaiknya tanya ke bli bli yang ada disana dan kedua nanti akan diberikan pengumuman menggunakan pengeras suara. Perjalanan menggunakan kapal boat ini cukup memabukkan karena kapal cukup penuh dan panas, kalo kalian sensitif dan mudah mabuk laut, lebih baik minum antimo dulu. Aku merem dan tiduran aja sih sepanjang perjalanan.
Sekitar 45 menit perjalanan menyebrangi lautan, sampailah di pulau Nusa Lembongan. Ketika sampai kita langsung ditawari untuk menyewa motor. Waktu kita tanya, 1 hari harganya 80k, berhubung mau sampai esok hari jadi harganya 130k. Kita putuskan untuk menyewa di dekat hotel saja karena hotelnya hanya 3 menit dari pelabuhan (kalo liat di maps).
Check-In Hotel
Kita pun berjalan mengikuti arahan maps dan selanjutnya mengikuti arah palang petunjuk hotel. Jalan menuju hotel itu kecil dan ada bagian hanya cukup untuk 1 motor. Akhirnya setelah sampai di Hotel kita pun menuju receptionist dan menunjukkan kode booking yang telah diterima di Email. Waktu itu, kita sampai sekitar jam 12 dan kamar belum ready. Jadi kita memutuskan untuk keliling hotel, well ternyata cukup lumayan banget hotelnya. Ada kolam renang di tengah dan ada juga invisible pool. Selain itu, jika kalian memang ingin bermain air, hotel juga sudah menyediakan layanan untuk banana boat, snorkling, dsbnya. Kita check in tidak perlu identitas apapun dan bayar juga belakangan. Andaikan bisa kabur sih, bisa banget itu.
Sekitar jam 1, kita masuk ke kamar dan lumayan OK sih karena kita memang sewa yang bungalow which is memang keliatan serem. Kalian better booking di cottage deh, soalnya kamar mandi di bungalow menurut aku kotor.... Jadi atapnya ke buka gitu dan kalo hujan ya pasti bakal jadi kotor lantainya. Oh iya, tidak ada TV dan air panas ya tapi AC aman.
Sewa Motor
Awalnya kita mau sewa motor di hotel, tapi pihak hotel menyarankan untuk menyewa motor di minimarket depan. Jadi, kita jalan ke depan karena mau beli pop mie plus nanya soal sewa motor. Harga pop mie plus air panas disana adalah 10k, dibanding di Jakarta itu lumayan mahal, tapi kalo dibanding pulau terpencil lain, ini lumayan murah sih. Akhirnya kita nanya ke bli untuk sewa motor, ternyata 70k IDR itu hanya untuk 12 jam, sedangkan kita mau menginap, dan setelah nego akhirnya harganya tetep 70k IDR untuk dikembalikan sampai jam 10 pagi (Power of calon ibu-ibu). Dan waktu bli ngasih motor ke kita, saat itu lah hujan gerimis kenceng turun. Awalnya galau, tapi akhirnya "Apapun yang terjadi kita akan jalan-jalan!"
Destinasi pertama: Gala-Gala Underground House
Ini adalah destinasi pertama yang kita kunjungi karena deket dari Hotel. Arahannya kita dapatkan dari Google Maps dengan kartu Telkomsel (Indosat jelek sinyalnya). Untuk tour super singkat kita harus bayar 20k seorang. Aku ga tau kalo ga pake tour guide apakah bisa gratis. Lalu ada 2 anak kecil yang mengarahkan kita ke pintu masuk, serasa masuk sumur. Mereka terlalu cepat jadi kita tidak bisa menikmati bentuk-bentuk ruangan yang ada di Goa dan mereka juga tidak menjelaskan apapun tentang ruangan yang ada di Goa. Jadi waktu keluar aku kayak ngerasa "Udah begini aja?"
Destinasi kedua: Yellow Bridge
Setelah menghabiskan waktu kurang dari 20 menit di Goa, kita langsung jalan menuju Yellow Bridge. Yellow Bridge ini adalah jembatan penghubung antara Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. Kenapa Yellow? Karena memang diberikan cat warna kuning hehe. Jembatan ini bisa dilalui 2 motor jadi tidak perlu gantian, tapi biasanya kalo keliatan kurang pro naik motornya, yang arah berlawanan bakal berenti dulu, hihi. Jembatannya agak horor sih, soalnya udah ada yang bolong gitu, agak fear factor (lebay). Jadi sebelum melewati jembatan ini, ada baiknya berdoa dulu, tapi so far aman sih...
Destinasi ketiga: Blue Lagoon
Berbekal Google Maps ternyata memang tidak cukup, tiba-tiba sinyal berubah menjadi Edge dan Location not found. Akhirnya menggunakan tanya jawab dengan orang-orang. Well, berbuah manis, kita menemukan juga Blue Lagoon yang di fotonya bagus tapi ternyata tidak se-biru yang kita bayangkan, tapi tetep bagus kok. Kita foto bertiga minta sama om bule yang lagi nganggur liatin temennya foto-foto. Fyi, Blue Lagoon ini digunakan untuk cliff jump gitu tapi ga tau ada dimana spot untuk jumping karena airnya memang jernih banget sih jadi keren kalo di foto dari atas.
Destinasi keempat: Mahana Point Cliff Jump
Tidak jauh dari Blue Lagoon, awalnya kita mau ke Secret Beach tapi sepertinya jalan menuju kesana entah lagi di perbaiki atau bagaimana, jadi kita malah menemukan Mahana Point Cliff Jump. Disini ada tempat seperti kafe gitu untuk minum dan makan, berhubung kita cupu dan disana sedang hujan, jadi kita cuma numpang singgah aja dan tidak melakukan lompatan, hehe. Deburan ombaknya cukup besar, apalagi waktu itu mau turun hujan, dan warna lautnya keren. Dari Mahana Point Cliff Jump itu dapat dilihat Secret Beach, tapi mau kesana misteri jalannya yang mana, jadi yaudah kita menyerah saja.
Setelah destinasi keempat kita jalan menuju ke hotel dan ditengah perjalanan, hujan turun deras sekali sampai salah satu teman aku kesakitan matanya akibat eyeshadow yang masuk ke mata sepertinya, lol. Kita pun berteduh di sebuah kafe dan dilihatin plus diketawain mba dan mas bule. yaudahlah, sudah biasa, wong sedari tadi supaya mata ga kena ujan kita naik motor pake kaca item kok, jadi diliatin sepanjang perjalanan, lol. Setelah reda, kita pun beranjak untuk segera ke hotel. Ketika sudah sampai hotel, berhubung sudah basah jadi kita membuat foto di pantai ala-ala kolam ikan, tadinya mau foto di invisible pool tapi lautnya sudah surut.
Malam harinya, kita makan di hotel karena males keluar, ya kita memang wanita-wanita mager dan biasa terima beres, hahaha. Harga makanan di hotel berkisar 40k-80k IDR, menurut aku sih tidak terlalu mahal tapi tidak murah juga, soalnya porsinya lumayan kok. Setelah makan kita bobo-bobo cantik sambil bergosip, lalu tertidur lelap.
Keesokan harinya, kita bangun dan akhirnya memutuskan untuk membuat foto Invisible Pool mumpung ada, daripada menyesal. Walau kurang Ok karena langit mendung dan cepolan yang kurang handal, tapi jadi juga akhirnya foto itu. Kita sarapan sekitar pukul 08.00 AM, cukup siang untuk ukuran sarapan, padahal kita mau buru-buru buat mengejar pengembalian motor jam 10 pagi, mungkin karena bule suka bangun siang kali ya atau petugasnya yang suka bangun siang.
Untuk menu sarapan di Hotel, relatif sedikit, hanya ada nasi goreng, roti bakar, truffle, eggs, dan beberapa pilihan lain. Fyi, eggs sama banana truffle-nya enak. Berhubung kita bertiga dan jatah breakfast hanya untuk 2 orang, jadi kita pesen lagi dan ujungnya makan bertiga juga. Harga di list sama yang tertera di bon beda, mending lebih murah ya, ini lebih mahal 10k.
Destinasi kelima: Mangrove Forest
Destinasi selanjutnya adalah Mangrove Forest, dimana wisata ini sekitar 3 KM dari hotel. Lagi-lagi ikutin maps, untung ga nyasar, karena ada petunjuk jalan juga. Akhirnya sampai di tujuan dan langsung disambut sama bli bli muda untuk penawaran kapal kelilingnya. Dari hasil pencarian di internet, 1 kapal sekitar 200k, tapi tadi deal sama bli-nya seorang 50k, jadi sekitar 150k saja. Berhubung lagi surut, jadi kapal yang digunakan adalah kapal dayung, kalo lagi pasang yang digunakan kapal boat. Enaknya dateng pagi adalah sepi! Jadi ga susah foto, andai-andai ketemu kapal lain kan repot harus nunggu kapan tidak terlihat kapal lain itu. Kapal-nya cukup stabil kok, jadi kalian ga usah takut jatuh, kita aja bisa selfie bertiga di ujung kapal.
Destinasi keenam: Devil's Tear
Nah, waktu kita ke destinasi ini, kita sempet nyasar beberapa kali. Entah salah belok atau kecepetan belok, dsbnya. Lagi-lagi karena sinyal hanya Edge dan location not found. Selain kita, ada juga 2 pria bule yang kesasar juga akibat google maps, dan benar tujuan kita sama, yaitu ke Devil's Tear. Melihat di foto orang-orang Devil's Tear ini keren banget dan sebenernya memang keren sih, andaikan laut pasang. Waktu itu kita baru mulai pasang, jadi pecahan air ada tapi tidak besar. Kalo lagi besar bisa kayak jadi air terjun temporary gitu. Jadi, ingat ya kalo main ke pantai, bagusnya siang-sore saja, jangan pagi-pagi.
Setelah dari Devil's Tear kita pun kembali ke tempat peminjaman motor karena telah terlambat sekitar 20 menit, tapi ketika sampai disana petugasnya istirahat. Jadi kita balikin aja ke receptionist hotel sebelah entah mereka memiliki sumber motor yang sama atau ngga, hehe.
Lalu kita pun check out dan bayar hotel, lalu menyusuri pantai untuk menuju tempat naik kapal penyebrangan. Sekitar 20 menit kemudian, akhirnya kita naik kapal dan tidak se-mabuk hari pertama karena kita dapet tempat duduk, penumpangnya sepi, dan bahkan tidur pulas.
40 menit kemudian, kita sampai di pantai Sanur dan langsung memesan taxi online. Setelah sampai rumah langsung mandi dan tidur-tiduran dulu, sebelum menjelajahi kota Bali~
Sekitar jam 13.30 kita pun mulai berencana untuk jalan-jalan, dari awalnya mau nongkrong cantik di kafe dengan outdoor bagus sampai berakhir dengan tujuan makan es krim, karena hujan lagi, jadi outdoor bagus pun tidak ada gunanya. Makan es krim hujan-hujan enak juga, soalnya tempatnya jadi sepi pasti, lol.
Destinasi ketujuh: Pie Susu Enaaak
Destinasi kedelapan: Krisna Oleh-Oleh Bali
Setelah membeli beberapa kotak Pie Susu, kita pun berencana untuk belanja baju bali atau daster atau lulur. Kita pun pergi ke one stop shopping oleh-oleh bali, yaitu Krisna. Setiap kalian masuk, kalian akan ditempeli stiker yang tujuannya juga masih menjadi misteri.
Disini tersedia banyak baju bali, aneka tas, topi, daster, celana, dompet, skin care bali (herboist, dsbnya). Setiap baju bali kalo kalian lihat harganya bisa beda-beda, hal itu dikarenakan bahannya yang berbeda, jadi kalian harus jeli. Bisa saja gambarnya sama tapi ternyata bahannya beda (perbedaannya tipis) dan kalo kalian asal ambil bisa-bisa harganya bukan barang yang kalian maksud (maksud saya kalian mengambil barang yang berbeda tetapi serupa). Aku beli piyama, baju bali, kacang, dan masker rambut yang setelah aku coba, bau-nya awet banget, enak. FYI, Krisna ada banyak di Bali, jadi rasanya aku tidak perlu kasih alamat ya, kalian bisa cari di Google Maps saja.
Destinasi kesembilan: Gusto Gelato
Selanjutnya kita menuju Gusto Gelato. Es krim hits yang ada di Bali. Kalian harus cobain sih, ini rasanya enak dan harganya murah 24k IDR dapet 2 Scoop, karena sepi jadi boleh test flavor. Berhubung kita kesana hari kerja dan hujan, jadi sepi. Kalo hari libur atau weekend, biasanya ramai banget sampe antri berliku kayak ular, jadi ga boleh test flavor juga, hehe.
Destinasi kesepuluh: Pison Coffee
Setelah makan Gelato, kita sedikit bingung mau kemana. Jadi liat posting instagram orang-orang dan temennya temen aku ada yang suka banget ke kafe ini, setiap dia ke Bali selalu mampir ke kafe ini. Berhubung aku cukup penggemar kopi, sepertinya tidak ada salah-nya mencoba kopi di kafe Pison Coffee.
Jalanan menuju kafe ini cukup macet karena lamput merah. Ketika sampai, ada petugas parkir yang dapat mencarikan tempat parkir karena sepertinya cukup terbatas. Setelah selesai parkir, kita pun masuk ke dalam kafe dan disambut oleh petugas, 'sudah reservasi?'. Jadi kalian bisa reservasi andaikan mau nongkrong dengan orang sekampung. Tempatnya cukup cozy, bangkunya enak, bawah meja dikasih bahan empuk gitu jadi kalo paha kita kena meja, ga sakit (sedetail itu ya merhatiinnya, lol), dan AC-nya super dingin. Kita pun pesan kopi panas dan kentang, aku pesan cappucino dan temen aku coffee latte. Kopi-nya lumayan enak, walau aku tetap paling the best kopi tumbuk di warung pinggir jalan dekat daerah pegunungan/ air terjun. Kalo bagi aku sih, kopi enak itu kopi yang pait tapi nagih dan ga bikin perut aku memberontak, entah kenapa kalo kopi instan perut aku selalu jadi mual akhirnya.
Destinasi kesebelas : Warung I Meme
Ke Bali tapi tidak makan makanan khas? Sepertinya kurang seru. Berhubung hari sudah malam, Kita langsung menuju warung ini karena warung ini buka hingga pukul 10 malam. Makanan Khas bali kan banyak yang pedas makanya kita ga makan nasi-nasi campur ala bali yang pedes banget karena aku ga doyan pedas..... Kalo disini ada aneka ragam, mulai dari rujak, aneka tipat, dan sebagainya. Aku pesen rujak gula Bali, dan yang lain pesan tipat. Rasanya lumayan.... tapi bukan selera aku sih. Dekorasi ruangannya lumayan lucu, ada bangku ayunan gitu, cukup fotoable.
Fyi, ada kejadian buruk yang menimpa kita disini.. Jadi, kita memilih untuk duduk di ayunan, which is itu ada di luar, dan sedang musim hujan. Awalnya ada mba dan mas di tempat parkir yang teriak-teriak karena ada kecoa di deket kendaraan mereka, kita cuma ngeliatin (dan kayak merasa 'lebay uga ya', padahal kalo deket kita ada kecoa juga heboh). Dan bener, ternyata sarang kecoa itu ada di bawah bangku aku! Jadi tiba-tiba itu kecoa jadi banyak banget, ternyata di bawah tempat duduk aku itu ada kayak block buat bersihin selokan atau air gitu deh. Akhirnya kita pun kabur ke dalam. Lucunya setelah kabur karena kecoa, makanannya tetep kita makan sih, lol. Anyway, ini cuma kejadian ga yang selalu terjadi ya, mungkin ini karena musim hujan waktu itu. Andai kalian mau coba makanan khas Bali dan sudah malam, tidak ada salahnya untuk ke Warung ini (Better duduk di dalem sih...).
Note: Untuk kapal penyerangan ke Nusa Lembongan, kalian bisa turun di Mushroom Beach atau Jungut Batu Beach, kalian harus tentu kan dulu hotel kalian lebih dekat darimana.
Setelah mendapatkan tiket, baru lah kita melakukan booking hotel. Hotel yang kita pilih ada di Nusa Lembongan dengan nama Mushroom Beach Bungalow. Sebelum naik ke kapal, aku telfon dulu hotelnya untuk memeriksa availability kamar dan ternyata tersedia, mereka bilang harganya 500k. But, i remember in their website the price is cheaper! Benar saja, ternyata 450k sedangkan di website booking hotel lain, 500k lebih. Jadilah aku Booking via website dan bayarnya nanti ketika Check Out. FYI, hotelnya susah banget untuk ditelfon, cari nomer di website nomor ketiga yang aku call baru bisa mengetahui availability kamarnya (087861987782/ (0361) 281974).
Kronologi perjalanan menggunakan boat penyebrangan
Penumpang yang ingin menyebrang hari itu di jam 10.30 cukup banyak dan dari kita bertiga yang dapet duduk di kursi 'normal' hanya aku saja yang lainnya duduk di kursi bulat tambahan ditengah kapal. Pertama, sendal semua penumpang bakal dikumpulkan jadi satu di sebuah box. Setelah itu, kalian akan berjalan menuju kapan, nah kalau siang biasanya air pasang, jadi celana kalian pasti basah (kecuali pake celana super pendek). Bagaimana caranya kalian tau kapal kalian akan berangkat? Pertama, kalian sebaiknya tanya ke bli bli yang ada disana dan kedua nanti akan diberikan pengumuman menggunakan pengeras suara. Perjalanan menggunakan kapal boat ini cukup memabukkan karena kapal cukup penuh dan panas, kalo kalian sensitif dan mudah mabuk laut, lebih baik minum antimo dulu. Aku merem dan tiduran aja sih sepanjang perjalanan.
Sekitar 45 menit perjalanan menyebrangi lautan, sampailah di pulau Nusa Lembongan. Ketika sampai kita langsung ditawari untuk menyewa motor. Waktu kita tanya, 1 hari harganya 80k, berhubung mau sampai esok hari jadi harganya 130k. Kita putuskan untuk menyewa di dekat hotel saja karena hotelnya hanya 3 menit dari pelabuhan (kalo liat di maps).
Kita pun berjalan mengikuti arahan maps dan selanjutnya mengikuti arah palang petunjuk hotel. Jalan menuju hotel itu kecil dan ada bagian hanya cukup untuk 1 motor. Akhirnya setelah sampai di Hotel kita pun menuju receptionist dan menunjukkan kode booking yang telah diterima di Email. Waktu itu, kita sampai sekitar jam 12 dan kamar belum ready. Jadi kita memutuskan untuk keliling hotel, well ternyata cukup lumayan banget hotelnya. Ada kolam renang di tengah dan ada juga invisible pool. Selain itu, jika kalian memang ingin bermain air, hotel juga sudah menyediakan layanan untuk banana boat, snorkling, dsbnya. Kita check in tidak perlu identitas apapun dan bayar juga belakangan. Andaikan bisa kabur sih, bisa banget itu.
Sekitar jam 1, kita masuk ke kamar dan lumayan OK sih karena kita memang sewa yang bungalow which is memang keliatan serem. Kalian better booking di cottage deh, soalnya kamar mandi di bungalow menurut aku kotor.... Jadi atapnya ke buka gitu dan kalo hujan ya pasti bakal jadi kotor lantainya. Oh iya, tidak ada TV dan air panas ya tapi AC aman.
Sewa Motor
Awalnya kita mau sewa motor di hotel, tapi pihak hotel menyarankan untuk menyewa motor di minimarket depan. Jadi, kita jalan ke depan karena mau beli pop mie plus nanya soal sewa motor. Harga pop mie plus air panas disana adalah 10k, dibanding di Jakarta itu lumayan mahal, tapi kalo dibanding pulau terpencil lain, ini lumayan murah sih. Akhirnya kita nanya ke bli untuk sewa motor, ternyata 70k IDR itu hanya untuk 12 jam, sedangkan kita mau menginap, dan setelah nego akhirnya harganya tetep 70k IDR untuk dikembalikan sampai jam 10 pagi (Power of calon ibu-ibu). Dan waktu bli ngasih motor ke kita, saat itu lah hujan gerimis kenceng turun. Awalnya galau, tapi akhirnya "Apapun yang terjadi kita akan jalan-jalan!"
Destinasi pertama: Gala-Gala Underground House
Ini adalah destinasi pertama yang kita kunjungi karena deket dari Hotel. Arahannya kita dapatkan dari Google Maps dengan kartu Telkomsel (Indosat jelek sinyalnya). Untuk tour super singkat kita harus bayar 20k seorang. Aku ga tau kalo ga pake tour guide apakah bisa gratis. Lalu ada 2 anak kecil yang mengarahkan kita ke pintu masuk, serasa masuk sumur. Mereka terlalu cepat jadi kita tidak bisa menikmati bentuk-bentuk ruangan yang ada di Goa dan mereka juga tidak menjelaskan apapun tentang ruangan yang ada di Goa. Jadi waktu keluar aku kayak ngerasa "Udah begini aja?"
Destinasi kedua: Yellow Bridge
Setelah menghabiskan waktu kurang dari 20 menit di Goa, kita langsung jalan menuju Yellow Bridge. Yellow Bridge ini adalah jembatan penghubung antara Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. Kenapa Yellow? Karena memang diberikan cat warna kuning hehe. Jembatan ini bisa dilalui 2 motor jadi tidak perlu gantian, tapi biasanya kalo keliatan kurang pro naik motornya, yang arah berlawanan bakal berenti dulu, hihi. Jembatannya agak horor sih, soalnya udah ada yang bolong gitu, agak fear factor (lebay). Jadi sebelum melewati jembatan ini, ada baiknya berdoa dulu, tapi so far aman sih...
Destinasi ketiga: Blue Lagoon
Berbekal Google Maps ternyata memang tidak cukup, tiba-tiba sinyal berubah menjadi Edge dan Location not found. Akhirnya menggunakan tanya jawab dengan orang-orang. Well, berbuah manis, kita menemukan juga Blue Lagoon yang di fotonya bagus tapi ternyata tidak se-biru yang kita bayangkan, tapi tetep bagus kok. Kita foto bertiga minta sama om bule yang lagi nganggur liatin temennya foto-foto. Fyi, Blue Lagoon ini digunakan untuk cliff jump gitu tapi ga tau ada dimana spot untuk jumping karena airnya memang jernih banget sih jadi keren kalo di foto dari atas.
Destinasi keempat: Mahana Point Cliff Jump
Tidak jauh dari Blue Lagoon, awalnya kita mau ke Secret Beach tapi sepertinya jalan menuju kesana entah lagi di perbaiki atau bagaimana, jadi kita malah menemukan Mahana Point Cliff Jump. Disini ada tempat seperti kafe gitu untuk minum dan makan, berhubung kita cupu dan disana sedang hujan, jadi kita cuma numpang singgah aja dan tidak melakukan lompatan, hehe. Deburan ombaknya cukup besar, apalagi waktu itu mau turun hujan, dan warna lautnya keren. Dari Mahana Point Cliff Jump itu dapat dilihat Secret Beach, tapi mau kesana misteri jalannya yang mana, jadi yaudah kita menyerah saja.
Setelah destinasi keempat kita jalan menuju ke hotel dan ditengah perjalanan, hujan turun deras sekali sampai salah satu teman aku kesakitan matanya akibat eyeshadow yang masuk ke mata sepertinya, lol. Kita pun berteduh di sebuah kafe dan dilihatin plus diketawain mba dan mas bule. yaudahlah, sudah biasa, wong sedari tadi supaya mata ga kena ujan kita naik motor pake kaca item kok, jadi diliatin sepanjang perjalanan, lol. Setelah reda, kita pun beranjak untuk segera ke hotel. Ketika sudah sampai hotel, berhubung sudah basah jadi kita membuat foto di pantai ala-ala kolam ikan, tadinya mau foto di invisible pool tapi lautnya sudah surut.
Malam harinya, kita makan di hotel karena males keluar, ya kita memang wanita-wanita mager dan biasa terima beres, hahaha. Harga makanan di hotel berkisar 40k-80k IDR, menurut aku sih tidak terlalu mahal tapi tidak murah juga, soalnya porsinya lumayan kok. Setelah makan kita bobo-bobo cantik sambil bergosip, lalu tertidur lelap.
Keesokan harinya, kita bangun dan akhirnya memutuskan untuk membuat foto Invisible Pool mumpung ada, daripada menyesal. Walau kurang Ok karena langit mendung dan cepolan yang kurang handal, tapi jadi juga akhirnya foto itu. Kita sarapan sekitar pukul 08.00 AM, cukup siang untuk ukuran sarapan, padahal kita mau buru-buru buat mengejar pengembalian motor jam 10 pagi, mungkin karena bule suka bangun siang kali ya atau petugasnya yang suka bangun siang.
Untuk menu sarapan di Hotel, relatif sedikit, hanya ada nasi goreng, roti bakar, truffle, eggs, dan beberapa pilihan lain. Fyi, eggs sama banana truffle-nya enak. Berhubung kita bertiga dan jatah breakfast hanya untuk 2 orang, jadi kita pesen lagi dan ujungnya makan bertiga juga. Harga di list sama yang tertera di bon beda, mending lebih murah ya, ini lebih mahal 10k.
Destinasi kelima: Mangrove Forest
Destinasi selanjutnya adalah Mangrove Forest, dimana wisata ini sekitar 3 KM dari hotel. Lagi-lagi ikutin maps, untung ga nyasar, karena ada petunjuk jalan juga. Akhirnya sampai di tujuan dan langsung disambut sama bli bli muda untuk penawaran kapal kelilingnya. Dari hasil pencarian di internet, 1 kapal sekitar 200k, tapi tadi deal sama bli-nya seorang 50k, jadi sekitar 150k saja. Berhubung lagi surut, jadi kapal yang digunakan adalah kapal dayung, kalo lagi pasang yang digunakan kapal boat. Enaknya dateng pagi adalah sepi! Jadi ga susah foto, andai-andai ketemu kapal lain kan repot harus nunggu kapan tidak terlihat kapal lain itu. Kapal-nya cukup stabil kok, jadi kalian ga usah takut jatuh, kita aja bisa selfie bertiga di ujung kapal.
Destinasi keenam: Devil's Tear
Nah, waktu kita ke destinasi ini, kita sempet nyasar beberapa kali. Entah salah belok atau kecepetan belok, dsbnya. Lagi-lagi karena sinyal hanya Edge dan location not found. Selain kita, ada juga 2 pria bule yang kesasar juga akibat google maps, dan benar tujuan kita sama, yaitu ke Devil's Tear. Melihat di foto orang-orang Devil's Tear ini keren banget dan sebenernya memang keren sih, andaikan laut pasang. Waktu itu kita baru mulai pasang, jadi pecahan air ada tapi tidak besar. Kalo lagi besar bisa kayak jadi air terjun temporary gitu. Jadi, ingat ya kalo main ke pantai, bagusnya siang-sore saja, jangan pagi-pagi.
Setelah dari Devil's Tear kita pun kembali ke tempat peminjaman motor karena telah terlambat sekitar 20 menit, tapi ketika sampai disana petugasnya istirahat. Jadi kita balikin aja ke receptionist hotel sebelah entah mereka memiliki sumber motor yang sama atau ngga, hehe.
Lalu kita pun check out dan bayar hotel, lalu menyusuri pantai untuk menuju tempat naik kapal penyebrangan. Sekitar 20 menit kemudian, akhirnya kita naik kapal dan tidak se-mabuk hari pertama karena kita dapet tempat duduk, penumpangnya sepi, dan bahkan tidur pulas.
40 menit kemudian, kita sampai di pantai Sanur dan langsung memesan taxi online. Setelah sampai rumah langsung mandi dan tidur-tiduran dulu, sebelum menjelajahi kota Bali~
Sekitar jam 13.30 kita pun mulai berencana untuk jalan-jalan, dari awalnya mau nongkrong cantik di kafe dengan outdoor bagus sampai berakhir dengan tujuan makan es krim, karena hujan lagi, jadi outdoor bagus pun tidak ada gunanya. Makan es krim hujan-hujan enak juga, soalnya tempatnya jadi sepi pasti, lol.
Destinasi ketujuh: Pie Susu Enaaak
Setelah kemageran selesai. Kita pun berkeliling untuk mencari oleh-oleh. Buah tangan termudah adalah Pie Susu, niscaya Pie Susu merek Enaaak itu adalah yang paling enak dan yang pertama membuat. Biasanya kalo hari libur/ masa liburan, toko Pie Susu ini rame banget sampai harus pre-order dulu H-1 supaya ga antri dan rebutan. Menurut aku memang enak sih dibandingkan Pie Susu lain, karena yang ini manisnya pas. Kalo yang lain, terkadang terlalu manis. Harga disini tidak melihat kalian beli dus yang lebih besar atau kecil, semuanya dihitung per satuan, dimana @3000 IDR. Packaging-nya ada yang isi 10 dan 20 kalo ga salah, tinggal dikalikan saja. Alamat: Jalan Nangka Selatan No. 163, Dangin Puri Kaja, Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali.
Destinasi kedelapan: Krisna Oleh-Oleh Bali
Setelah membeli beberapa kotak Pie Susu, kita pun berencana untuk belanja baju bali atau daster atau lulur. Kita pun pergi ke one stop shopping oleh-oleh bali, yaitu Krisna. Setiap kalian masuk, kalian akan ditempeli stiker yang tujuannya juga masih menjadi misteri.
Disini tersedia banyak baju bali, aneka tas, topi, daster, celana, dompet, skin care bali (herboist, dsbnya). Setiap baju bali kalo kalian lihat harganya bisa beda-beda, hal itu dikarenakan bahannya yang berbeda, jadi kalian harus jeli. Bisa saja gambarnya sama tapi ternyata bahannya beda (perbedaannya tipis) dan kalo kalian asal ambil bisa-bisa harganya bukan barang yang kalian maksud (maksud saya kalian mengambil barang yang berbeda tetapi serupa). Aku beli piyama, baju bali, kacang, dan masker rambut yang setelah aku coba, bau-nya awet banget, enak. FYI, Krisna ada banyak di Bali, jadi rasanya aku tidak perlu kasih alamat ya, kalian bisa cari di Google Maps saja.
Destinasi kesembilan: Gusto Gelato
Selanjutnya kita menuju Gusto Gelato. Es krim hits yang ada di Bali. Kalian harus cobain sih, ini rasanya enak dan harganya murah 24k IDR dapet 2 Scoop, karena sepi jadi boleh test flavor. Berhubung kita kesana hari kerja dan hujan, jadi sepi. Kalo hari libur atau weekend, biasanya ramai banget sampe antri berliku kayak ular, jadi ga boleh test flavor juga, hehe.
Destinasi kesepuluh: Pison Coffee
Setelah makan Gelato, kita sedikit bingung mau kemana. Jadi liat posting instagram orang-orang dan temennya temen aku ada yang suka banget ke kafe ini, setiap dia ke Bali selalu mampir ke kafe ini. Berhubung aku cukup penggemar kopi, sepertinya tidak ada salah-nya mencoba kopi di kafe Pison Coffee.
Jalanan menuju kafe ini cukup macet karena lamput merah. Ketika sampai, ada petugas parkir yang dapat mencarikan tempat parkir karena sepertinya cukup terbatas. Setelah selesai parkir, kita pun masuk ke dalam kafe dan disambut oleh petugas, 'sudah reservasi?'. Jadi kalian bisa reservasi andaikan mau nongkrong dengan orang sekampung. Tempatnya cukup cozy, bangkunya enak, bawah meja dikasih bahan empuk gitu jadi kalo paha kita kena meja, ga sakit (sedetail itu ya merhatiinnya, lol), dan AC-nya super dingin. Kita pun pesan kopi panas dan kentang, aku pesan cappucino dan temen aku coffee latte. Kopi-nya lumayan enak, walau aku tetap paling the best kopi tumbuk di warung pinggir jalan dekat daerah pegunungan/ air terjun. Kalo bagi aku sih, kopi enak itu kopi yang pait tapi nagih dan ga bikin perut aku memberontak, entah kenapa kalo kopi instan perut aku selalu jadi mual akhirnya.
Destinasi kesebelas : Warung I Meme
Ke Bali tapi tidak makan makanan khas? Sepertinya kurang seru. Berhubung hari sudah malam, Kita langsung menuju warung ini karena warung ini buka hingga pukul 10 malam. Makanan Khas bali kan banyak yang pedas makanya kita ga makan nasi-nasi campur ala bali yang pedes banget karena aku ga doyan pedas..... Kalo disini ada aneka ragam, mulai dari rujak, aneka tipat, dan sebagainya. Aku pesen rujak gula Bali, dan yang lain pesan tipat. Rasanya lumayan.... tapi bukan selera aku sih. Dekorasi ruangannya lumayan lucu, ada bangku ayunan gitu, cukup fotoable.
Fyi, ada kejadian buruk yang menimpa kita disini.. Jadi, kita memilih untuk duduk di ayunan, which is itu ada di luar, dan sedang musim hujan. Awalnya ada mba dan mas di tempat parkir yang teriak-teriak karena ada kecoa di deket kendaraan mereka, kita cuma ngeliatin (dan kayak merasa 'lebay uga ya', padahal kalo deket kita ada kecoa juga heboh). Dan bener, ternyata sarang kecoa itu ada di bawah bangku aku! Jadi tiba-tiba itu kecoa jadi banyak banget, ternyata di bawah tempat duduk aku itu ada kayak block buat bersihin selokan atau air gitu deh. Akhirnya kita pun kabur ke dalam. Lucunya setelah kabur karena kecoa, makanannya tetep kita makan sih, lol. Anyway, ini cuma kejadian ga yang selalu terjadi ya, mungkin ini karena musim hujan waktu itu. Andai kalian mau coba makanan khas Bali dan sudah malam, tidak ada salahnya untuk ke Warung ini (Better duduk di dalem sih...).
0 Komentar